Formaster UIN Yogyakarta Isi Bulan Ramadhan Dengan Kajian

Sebarkan:
Foto: Peserta dari Formaster UIN Yogyakarta berfoto bersama setalah melaksanakan kegiatan Kajian. (Istimewa)

Citizen Reporter: Yudi Hamsah,
Koordinator Scientific Discussion

Ninemedia.id, PONTIANAK,- Dalam rangka momentum bulan suci Ramadhan, Forum Mahasiswa Magister (Formaster) Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mengisi kegiatan dengan melaksanakan diskusi bertajuk "Merefleksi Misteri Malam Lailatul Qadar".

Adapun kajian kali dilaksanakan oleh devisi scientific discussion. Dan dihadiri oleh Badan Pengurus Harian Forum Mahasiswa Magister Fakultas Syariah dan Hukum serta jajaran devisi Scientific Discussion, Kamis, 13 April 2023.



Dalam Kajian yang disampaikan oleh Narasumber, Ardiansyah yang di pandu oleh Raihan Putri selaku. Pemateri menyampaikan beberapa keutamaan dalam malam Lailatul Qadar diantaranya. 

"Pertama, malam seribu bulan yang mana amalan-amalan malam tersebut nilai pahalanya akan lebih baik dibandingkan dengan bulan-bulan lain yang di dalamnya tidak terdapat Lailatul Qadar," kata Ardiansyah.



Menurutnya, barang siapa saja yang beribadah pada Malam lailatul qadar (Malam Seribu Bulan) setara dengan beribadah selama 83 tahun 4 bulan. 

Kedua, malam dimana Al-Qur'an diturunkan. Menurutnya salah satu yang membuat malam tersebut istimewa adalah turunnya Al-Qur'an yang menjadi tuntunan umat manusia di seluruh alam semesta.

[cut]
Foto: Peserta dari Formaster UIN Yogyakarta berfoto bersama setalah melaksanakan kegiatan Kajian. (Istimewa)

"Maka alangkah indahnya malam Lailatul Qadar ini dimanfaatkan untuk beribadah, termasuk membaca Al-Quran," ucapnya.

Selain itu kata dia, adapun tanda-tanda malam lailatul Qadar sebagaimana yang di ungkapkan dalam sabda Nabi SAW, tanda Lailatul Qadar di pagi hari adalah matahari terbit dengan cahaya yang bersinar sedang (lemah).



"Matahari disebut hanya akan bersinar seperti bulan karena pada pagi hari tersebut setan tidak keluar bersamaan dengan terbitnya matahari," tuturnya

Tanda Lailatul Qadar di pagi hari tersebut bersandar pada hadits Ubadah bin Shamit yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda.



"Sesungguhnya tanda-tanda datangnya Lailatul Qadar adalah bahwa pada malam itu langit benar-benar cerah dan terang seakan-akan ada rembulan yang sedang memancarkan cahayanya". 

Suasana malam itu begitu tenang, hening, dan memiliki corak yang lain (ketimbang biasanya). Dan pada malam itu udara tidak terasa dingin dan tidak juga terasa panas, serta (di angkasa) tidak terlihat bintang-bintang jatuh (meteor) sampai pagi tiba.

[cut]
Foto: Peserta dari Formaster UIN Yogyakarta berfoto bersama setalah melaksanakan kegiatan Kajian. (Istimewa)

"Dan ciri-ciri lain darinya adalah bahwa pada keesokan harinya, matahari di pagi hari itu akan terbit dengan cahaya yang bersinar sedang. Matahari tidak memancarkan sinar yang terlalu panas (terang) dan hanya akan bersinar seperti bulan, karena pada pagi hari itu setan tidak diperbolehkan keluar bersamaan dengan terbitnya matahari itu." (HR Ahmad dalam Majma' az-Zawaid, dan tokoh-tokohnya dianggap semuanya tsiqah.)" Jelasnya.



Dia pun mengutip pendapat Syaikh Ali Ahmad Jurjawi yang turut menjelaskan dalam Kitab Hikmatut Tasyri wa Falsafatuh mengatakan, di antara tanda-tanda datangnya malam lailatul qadar adalah cuaca cerah, tidak panas, dan tidak dingin. Air laut pada malam itu tawar, anjing tidak menggonggong, dan pagi hari matahari putih cerah agak redup.

"Bagi yang melihat tanda-tanda lailatul tersebut pada pagi hari, kata Syaikh Ali Ahmad Jurjawi, hendaknya meningkatkan ibadah kepada Allah SWT dan berdoa, sebagaimana pada malam harinya," tutupnya. (Wak)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini