FOTO - Dr. Nurhadianto, M. Pd Ketua PW. Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Barat (Kiri) dan Dwi Cahyo Prasetyo, M.A. ,Anggota PW. Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Barat (Kanan). (IST)
Ninemedia.id, PONTIANAK - Musyawarah Ke-15 Muhammadiyah Kalimantan Barat telah resmi dimulai pada tanggal 14 Januari 2023 lalu. Rangkaian acara Muswil ke-15 ini dibuka dengan Rapat Pleno1 yang berjalan dengan baik dan lancar di Pusat Dakwah Muhammadiyah Kalimantan Barat.
Rencananya, pembukaaan secara resmi akan dilaksanakan pada 4 Februrari 2023 di Pendopo Gubernur oleh Bapak Sutarmidji, SH., M. Hum selaku Gubernur Kalimantan Barat. Sementara puncak acara akan dilaksanakan pada 4-5 Februari di Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Musyawarah Wilayah adalah musyawarah tertinggi di tingkat provinsi dalam system keorgansiasian Muhammadiyah. Pada Rapat Pleno 1 yang sudah dilakukan adalah penyampaian laporan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Barat, laporan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Kalimantan Barat dan laporan Organisasi Otonom Tingkat Wilayah.
Selain itu, juga dibahas berbagai tanggapan PDM dan Organisasi Otonom atas laporan PWM
yang sudah berjalan berdasarkan program kerja, isu-isu strategis keummatan,
kebangsaan, dan kemanusian universal di Kalimantan Barat.
BACA JUGA - Ratusan Warga Antusias Ikuti Vaksinasi Covid-19 Muhammadiyah dan USAID
BACA JUGA - Tuntaskan Vaksinasi, Muhammadiyah Gelar Mentari Covid-19 Vaccine
Sebagai organisasi tertinggi di tingkat provinsi, PWM Kalimantan Barat akan melanjutkan agenda penting berikutnya yaitu memilih 13 anggota formatur yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan Muhammadiyah Kalimantan Barat periode 2022-2027.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh panitia pemilihan bahwa ada 220 peserta musyawarah wilayah yang akan hadir, kemudian seluruh peserta telah mengirimkan usulan calon formatur kepada panitia pemilhan.
Data yang disampaikan
yaitu ada 87 (delapan puluh tujuh) nama usulan calon formatur yang masuk.
Panitia pemilihan memberikan waktu hingga 25 Januari 2023 kepada 87 bakal calon
formatur untuk memasukkan surat kesedian atau ketidaksedian menjadi calon
formatur.
[cut]
FOTO - Dr. Nurhadianto, M. Pd Ketua PW. Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Barat (Kiri) dan Dwi Cahyo Prasetyo, M.A. ,Anggota PW. Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Barat (Kanan). (IST)
Kepemimpinan dan Tantangan Kedepan
Muhammadiyah Kalimantan Barat sangat berbangga dengan tingginya jumlah bakal calon formatur yang terjaring diawal, hal ini membuktikan bahwa kader-kader yang tersebar sangat banyak dan ini merupakan kekuatan besar bagi organisasi.
Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam
organisasi Muhammadiyah Kalimantan Barat karena berperan dalam menentukan arah
dan tujuan organisasi serta mengarahkan anggota untuk mencapai tujuan tersebut.
Tanpa kepemimpinan yang efektif, organisasi akan kesulitan dalam mencapai
tujuannya dan menjalankan kegiatannya dengan baik.
Mengacu pada model yang disampaikan oleh Max Weber, kepemimpinan secara umum dapat dipilahkan menjadi tiga tipe, yaitu: kepemimpinan tradisional yang mendasarkan pada faktor warisan secara turun-temurun, kepemimpinan kharismatik yang mengandalkan aspek kewibawaan personal dari kepribadian seorang tokoh atau pemimpin, dan kepemimpinan legal-rasional yang berlandaskan pada faktor keahlian atau skill.
BACA JUGA -Bupati Satono Hadiri Reuni Akbar SMPN 1 Sambas
BACA JUGA - Bupati Satono Lantik Sejumlah Pejabat di Lingkungan Pemkab Sambas
Sebagai organisasi modern, maka
tipe kepemimpinan karismatik dan legal-rasional merupakan ciri
khas Muhammadiyah yang senantiasa mengedepankan prinsip terbuka dan egaliter.
Selain itu kemajuan teknologi juga memberikan tantangan tersendiri terhadap
kepemimpinan Muhammadiyah Kalimantan Barat. Pemanfaatan TIK, transparansi dan
akuntabilitas serta pemanfaatan
teknologi dalam pengembangan program yang berlandaskan keislaman harus menjadi
poin penting ke depan. Maka regenerasi kepemimpinan adalah keniscayaan dalam
organisasi, begitu juga untuk Muhammadiyah Kalimantan Barat.
[cut]
FOTO - Dr. Nurhadianto, M. Pd Ketua PW. Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Barat (Kiri) dan Dwi Cahyo Prasetyo, M.A. ,Anggota PW. Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Barat (Kanan). (IST)
Karakter Kepemimpinan Kalimantan Barat Kedepan
Berbagai kemajuan dan perubahan membuat Muhammadiyah Kalimantan Barat harus
mampu terus relevan dan berpengaruh dalam masyarakat, sehingga dapat memperkuat
posisinya sebagai organisasi sosial keagamaan yang diakui dan dihormati. Oleh
karena itu berikut delapan karakter kepemimpinan Muhammadiyah Kalimantan Barat
ke depan yang harus dimiliki oleh
kader Muhammadiyah sebagaimana
pernah disampaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Pertama, memiliki jiwa spritualitas Islam yaitu jiwa keulamaan yang melekat dan terlihat. Melekat artinya segala sikap, perbuatan dan perilaku keulamaan haruslah jadi budaya hidup sang pemimpin. Terlihat artinya antara perkataan dan perbuatan haruslah selaras.
Kedua, memiliki wawasan keislaman yang luas
yaitu ilmu, amal dan pandangan keagamaan yang dimiliki komprehensif dan
inklusif. Ketiga, seni kepemimpinan yaitu kemampuan manajerial yang baik
dan dinamis. Cara fikir, gerak dan juang pemimpin yang merangkul bukan memukul,
menghadirkan wajah dan hati yang ramah bukan marah, mengajak berfikir bersama
bukan menyingkirkan dan mengutamakan musyawarah mufakata bukan menyikat.
Keempat, Pemimpin harus menerapkan Islam yang sesuai dengan perkembangan zaman dan kondisi saat ini dengan mengutamakan Al Quran dan As Sunnah. Ini diterjemahkan sebagai Bayani, Burhani, dan Irfani yang merupakan sistem pengetahuan islam yang berbasis pada nas, akal, dan pengalaman.
Kelima, memiliki kemampuan
manajerial yang baik dan pengelolaan administratif yang rapi. Keenam,
lentur dalam dakwah. Muhammadiyah sebagai organisasi yang langsung bersentuhan
dengan umat selalu mengedepankan nilai toleransi dalam hubungan kemasyarakat
dan kokoh menjaga akidah dalam hal ketauhidan. Dakwah kultural menjadi ciri
khas Muhammadiyah dalam mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan dan
keummatan universal.
BACA JUGA - Kunjungi Ponpes Khusnul Mubarok, Bupati Satono Akan Bantu Penerangan Jalan
BACA JUGA - Bupati Satono Resmikan Pedestarian Pasar Sambas
Ketujuh, memiliki karakter kepemimpinan kolektif kolegial dan berkemajuan. KH. Haedar Nashir mengatakan “saya sebagai ketum posisinya hanya sejengkal didepankan dan seiinci ditinggikan tetapi pada intinya tetap pada kolektif kolegial dan sesuai sistem Persyarikatan”. Bahwa kolektif kolegial menandakan organisasi harus berjalan meritokratis, dan berkemajuan yang berarti harus memiliki pola pikir progresif namun tetap mematuhi rambu keislaman dan taat pada aturan organisasi.
Terakhir yang kedelapan
adalah memiliki networking atau jaringan persekawanan (dalam konteks individu,
keorganisasian, birokrasi dan lain sebagainya) untuk membesarkan Muhammadiyah
pada khsususnya dan kemaslahatan umat pada umumnya serta dapat bersinergi
dengan berbagai komponen dan lapisan masyarakat.
Delapan karakter kepemimpinan di atas semoga menjadi kompas untuk peserta Muswil menentukan pilihan 13 formatur yang akan diberi amanah menjalankan roda organisasi Muhammadiyah Kalimantan Barat lima tahun mendatang.
Prof. Dadang Kahmad menyampaikan pesan tentang membangun hubungan yang baik untuk semua bahwa “Agama Islam tidak hanya mengajarkan untuk menjalin hubungan baik dengan Allah SWT saja tapi juga harus berhubungan baik dengan manusia semaksimal mungkin. Baik dengan harta, tenaga, bahkan dengan sikap senyum, sopan santun, tidak menyakiti dan lain sebagainya”. Harapan semua umat untuk kepemimpinan Muhammadiyah Kalimantan Barat adalah Sebagaimana cahaya matahari, harus menjadi sosok yang terus menyinari semangat setiap anggota organisasi, yang bekerja dengan ikhlas, menjaga ukhuwah, rela berkorban, berprilaku sopan dan santun, serta selalu memiliki semangat untuk berbuat kebaikan (fastabiqul khairat). (***/Tim Ninemedia 02)