Milad ke 57, Momentum KAHMI Lakukan Reorientasi dan Bangun Kemandirian Ekonomi

Sebarkan:



FOTO - Muhammad Holil, Ketua BPC HIPMI Pontianak Bidang OKK dan Pengurus HIPKA/MD KAHMI Kota Pontianak Bidang Kewirausahaan dan Ekonomi. (IST)

Ninemedia.id,. OPINI - Tahun ini Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) merayakan dies natalis yang ke 57, usia yang tidak muda lagi dan tergolong matang dalam siklus kehidupan. Sejak disahkan sebagai wadah kekeluargaan alumni HMI pada 17 september 1966, KAHMI banyak mengambil peran dalam sejarah perjalanan Republik ini. 

Peran anggota KAHMI ada di semua lini mulai dari Politisi, Ekonom, Budayawan, Cendikiawan, hingga abdi negara maupun pejabat publik. Untuk itu tidak berlebihan jika KAHMI di anggap sebagai bagian dari kekuatan utama bangsa Indonesia.

Namun demikian peran KAHMI yang paling mencolok adalah pada ranah politik kebangsaan. Meski secara organisasi KAHMI-HMI tidak berafiliasi pada partai politik tertentu namu peran KAHMI turut menentukan percaturan politik di Negeri ini, di kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo periode kedua ini ada sekitar 8 menteri yang pernah berkader di HMI dan menjadi KAHMI.

Hal itu tidak termasuk KAHMI yang duduk sebagai anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, Hingga kepala daerah seperti Gubernur, Bupati dan Walikota.

Peran yang begitu besar pada ranah politik kebangsaan tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam sebab KAHMI-HMI dapat ambil bagian secara langsung dalam memajukan negeri ini.

Meski begitu, seiring dengan kebanggaan yang muncul atas peran para anggota KAHMI di eksekutif dan legislative, KAHMI juga memiliki pekerjaan rumah yang sangat besar dalam membangun pemerataan ekonomi baik untuk sesama Anggota KAHMI maupun Masyarakat luas secara umum.

[cut]

Perayaan dies natalis yang ke 57 ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang untuk mengenang sejarah panjang dan perjalanan organisasi, tetapi juga merupakan momen yang tepat untuk merenungkan peran KAHMI di masa depan. 

Salah satu langkah penting yang perlu dipertimbangkan adalah pergeseran dari orientasi politik yang lebih dominan menuju orientasi entrepreneur sebagai upaya untuk mencetak pengusaha baru dari kalangan KAHMI. Mengapa ini begitu penting, dan bagaimana hal ini dapat berkontribusi pada masa depan Indonesia yang lebih maju?

Selama beberapa dekade terakhir, KAHMI telah dikenal sebagai sebuah organisasi yang aktif di ranah politik. Keterlibatan yang kuat dalam pergerakan politik memungkinkan KAHMI menjadi pemain penting dalam berbagai isu nasional. 

Namun, seiring berjalannya waktu, muncul pertanyaan kritis: apakah fokus yang berlebihan pada politik telah mengesampingkan peran KAHMI dalam mendukung pembangunan ekonomi dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia?

Tantangan Ekonomi Indonesia

Indonesia, dengan potensi ekonomi yang besar dan populasi yang mencapai lebih dari 270 juta jiwa, masih menghadapi sejumlah tantangan ekonomi yang signifikan. Beberapa di antaranya adalah:

Angka Pengangguran

Meskipun terdapat pertumbuhan ekonomi yang stabil, angka pengangguran di Indonesia tetap menjadi masalah serius. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2023 jumlah pengangguran di Indonesia masih mencapai 7,99 juta orang. 

[cut]

Meski angka tersebut mengalami penurunan sebesar 410 ribu orang dari jumlah sebelumnya 8,40 juta orang pada Agustus 2022. Namun jumlah tersebut menjadi pekerjaan rumah yang begitu serius tidak terkecuali bagi KAHMI, bahkan tidak menutup kemungkinan ada kontribusi kader HMI-KAHMI dalam penyumbang angka pengangguran tersebut.

Dengan demikian  Memperluas lapangan kerja adalah sebuah keharusan untuk mengatasi masalah ini:

Pertama Ketimpangan Ekonomi, Ketidaksetaraan ekonomi yang semakin besar menjadi hambatan bagi perkembangan yang inklusif dan berkelanjutan. Kedua Kewirausahaan Rendah, Tingkat kewirausahaan di Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. 

Dilansir dari Okezone Menteri Koperasi dan UMKM RI teten Masduki pada maret lalu menyampaikan bahwa jumlah pengusaha masih 3,47% dari rasio pengusaha 4% yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk bisa menjadi negara maju. Jumlah pengusaha Indonesia tersebut tergolong rendah dibanding negara-negara asean lainnya seperti Singapuran yang sudah mencapai 8,6% dengan jumlah penduduk hanya 5 jutaan, sedangkan Malaysia dan Thailand juga sudah lebih dari 4%.

Reorientasi KAHMI Jalan Menuju Kemandirian Ekonomi

Menggeser fokus KAHMI dari Political Oriented menuju Entrepreneur Oriented adalah langkah yang tepat dalam menghadapi tantangan ekonomi di atas. Berikut adalah alasan mengapa entrepreneurship adalah kunci penting untuk memajukan Indonesia:

[cut]

Menciptakan Lapangan Kerja, Pengusaha menciptakan pekerjaan. Dengan membentuk lebih banyak pengusaha, KAHMI secara efektif dapat mengurangi angka pengangguran, menyerap lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan sosial dan kemakmuran.

Pertumbuhan Ekonomi, Pengusaha yang berhasil dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Mereka membuka peluang bagi inovasi, ekspansi bisnis, dan meningkatkan daya saing nasional.

Mengurai Ketimpangan Ekonomi, Dengan memberikan peluang kepada lebih banyak orang untuk menjadi pengusaha, KAHMI dapat membangun kemandirian ekonomi dan menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera sehingga dapat mengurai ketimpangan yang ada.

Inovasi dan Kreativitas, Pengusaha sering kali menjadi agen inovasi. Mereka mengembangkan produk dan layanan baru yang dapat meningkatkan kualitas hidup.

Kontribusi Terhadap Perekonomian, Pengusaha juga berkontribusi pada perekonomian nasional melalui pembayaran pajak dan konsumsi barang dan jasa.

[cut]

Langkah konkret Yang Harus dilakukan KAHMI

Pergeseran fokus KAHMI menuju entrepreneurship juga merupakan langkah proaktif dalam menghadapi tantangan masa depan. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana Indonesia dapat mencapai visi "Indonesia Emas 2045." Untuk menjadi negara maju pada tahun tersebut, Indonesia perlu memiliki pengusaha-pengusaha muda yang inovatif, berani, dan berdaya saing global.

Untuk mencapai reorientasi ini, KAHMI perlu mengambil sejumlah langkah konkret:

Pelatihan dan Pendidikan Entrepreneurship: KAHMI dapat menyediakan program pelatihan dan pendidikan entrepreneurship yang komprehensif kepada anggotanya. Ini meliputi pelatihan dalam perencanaan bisnis, manajemen Pemasaran, Manajemen keuangan, dan pengembangan produk.

Mendorong Inisiatif Kewirausahaan: KAHMI dapat mendukung anggotanya yang memiliki gagasan bisnis dengan memberikan akses ke sumber daya dan modal usaha.

Mentorship: Membangun program mentorship yang menghubungkan pengusaha sukses dengan anggota KAHMI yang ingin memulai bisnis mereka sendiri. Ini dapat membantu dalam berbagi pengalaman dan wawasan yang berharga.

Akses ke Sumber Daya: KAHMI dapat membantu anggotanya untuk mengakses sumber daya seperti modal usaha, bantuan teknis, dan koneksi dalam dunia bisnis.

Inkubator Bisnis: Mendirikan inkubator bisnis atau ruang kerja bersama di mana anggota KAHMI dapat berkumpul, berkolaborasi, dan mengembangkan ide-ide bisnis mereka.

Kemitraan dengan Dunia Bisnis: Membangun kemitraan dengan perusahaan dan pengusaha yang sukses untuk memberikan wawasan tentang dunia bisnis.

Promosi Inovasi dan Keberlanjutan: KAHMI dapat menggalakkan inovasi dan keberlanjutan sebagai bagian integral dari aktivitas kewirausahaan anggotanya.

Reorientasi KAHMI pada Fokus Kewirausahaan (Entreperneur Orientid) menjadi cara efektif untuk menyerap para kader alumni HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) di dunia kerja. Banyak alumni HMI memiliki kualifikasi pendidikan dan semangat perubahan yang kuat, yang dapat menjadi aset berharga di berbagai sektor ekonomi.

Mendorong kewirausahaan di kalangan anggota KAHMI bukan hanya akan membantu mengatasi pengangguran, tetapi juga dapat menjadi cara yang efektif untuk menyerap para kader alumni HMI di dunia kerja. Dengan upaya bersama, KAHMI dapat berperan sebagai katalisator dalam menciptakan lapangan kerja, memajukan ekonomi, dan melibatkan para alumni HMI dalam proses pembangunan nasional. Ini adalah langkah positif dalam menghadapi tantangan-tantangan ekonomi dan sosial yang dihadapi oleh Indonesia saat ini dan di masa depan. Selamat Hari jadi KAHMI yang ke 57 Semoga HMI-KAHMI terus Konsisten Berkontribusi Pada Pembangunan Negeri. (***/Penulis : Muhammad Holil, Ketua BPC HIPMI Pontianak Bidang OKK dan Pengurus HIPKA/MD KAHMI Kota Pontianak Bidang Kewirausahaan dan Ekonomi)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini