Pengaruh Industri Pertanian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Sambas

Sebarkan:

Ninemedia.id - Perekonomian Kabupaten Sambas sangat bergantung pada sumber daya alam yakni dari pertanian, perkebunan, dan perikanan. Empat komoditas unggulan yang sejak lama menyangga perekonomian masyarakat Sambas adalah padi, karet, kelapa dalam dan jeruk siam. Keempat komoditi tersebut tetap diusahakan sampai sekarang ini. 

Kabupaten Sambas pernah mengalami masa jaya sebagai penghasil produk pertanian dari beberapa komoditas unggulan sehingga menyandang predikat sebagai lumbung padi Kalimantan Barat yang dikenal dengan nama Beras Pemangkat. Daerah ini juga merupakan penghasil utama karet dan kopra Kalimantan Barat.

Pertanian (dalam arti luas) berperan besar dalam menggerakkan roda perekonomian Kabupaten Sambas, hal ini dapat dilihat dari masih dominannya pertanian dalam menyerap tenaga kerja. Dari 104.565 rumah tangga di Kabupaten Sambas, sebanyak 82.765 rumah tangga (79.15%) adalah rumah tangga pertanian (berdasarkan sensus pertanian tahun 2003). 

Berarti sebagian besar dari rumah tangga di Kabupaten Sambas mempunyai kegiatan usaha di bidang pertanian. Salah satu komoditas yang paling banyak diusahakan adalah tanaman padi, baik padi sawah maupun padi ladang. Pada tahun 2005 luas areal padi adalah 80.140 ha dengan produksi sebanyak 231.789 ton, dari luas panen sebanyak 78.285 Ha. Rata-rata produksi sebesar 29,61 kw/Ha.

[cut]

Rusdiah (2008) menyatakan bahwa luas panen pada sektor pertanian memiliki peranan yang penting dalam usaha pertanian dan proses produksi. 

Hal ini dikarenakan lahan mempunyai produktivitas dalam menghasilkan bahan nabati maupun hewani, sebagai bahan mentah pembuatan bermacam-macam barang, memiliki daya serap terhadap cairan, penyalur sebagian air hujan untuk mengisi air lahan, dan lain-lain.

Semakin luas pemilikan lahan yang digunakan dalam usaha pertanian, akan berpengaruh pada tingginya tingkat efesiensi dan output yang dihasilkan. 

Sebaliknya, jika penguasaan lahan relatif sempit akan menurunkan tingkat efesiensi dan output yang dihasilkan akan lebih sedikit dibandingkan dengan pemilikan lahan yang lebih luas, dengan asumsi bahwa usaha tani tidak dijalankan dengan tertib atau masih bersifat tradisional. (***/PENULIS - Anis 12103026 & Sri rezeki 12103071)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini