Analisis Pencemaran Limbah Karet Terhadap Lingkungan Masyarakat Di Kalimantantan Barat

Sebarkan:



Ninemedia.id - Indonesia produksi karet alam Indonesia pada 2011 merupakan terbesar ke dua di dunia yakni mencapai 2.982.000 ton. Dimana kontribusinya terhadap produksi karet dunia mencapai 27,06%. Indonesia memiliki luas area karet mencapai 3.445.000 ha dengan 85% merupakan perkebunan karet rakyat. Namun produktivitas Indonesia masih lemah yakni hanya 986 kg/ha/th. 

Saat ini pabrik karet sebagian besar berada disekitar daerah yang padat akan pemukimannya dan kapasitas produksinya semangkin hari semangkin besar, sedangkan lahan yang tersedia untuk mengelola limbah rata-rata timencakupi karena air yang digunakam semangkin besar dan kualitas limbah semangkin kotor dan upaya pabrik dalam melakukan pemilihan bahan baku yang bersih secara sendiri untuk memperbaiki mutu, meningkatkan efesiensi dan pencemaran yang kurang berhasil, dan limbah karet industry karet apabila dilihat dari tahapan produksi baik dari bahan baku berasal dari lateks dan bahan olahan karet rakyat, maka limbah yang terbentuk pada industry karet dapat berupa limbah yang padat, dan limbah caiir bahkan limbah gas.

Dari pengelolaan limbah ini bisa dikelompokkan kedalam pengelolahan dari sumbernya, yang di sebut sebagai proses produksi bersih, dan dari pengelolaan saat limbah tersebut keluar dari proses proses produksi, Limbah padat industri crumb rubber ini pada umumnya hanya ditumpuk saja, sehingga dalam waktu lama akan bertambah banyak jumlah dan akan menjadi suatu masalah dalam hal penanggulannya. limbah padat ini masih mengandug beberapa bahan berupa tatal yang berasal dari komponen karet dengan jumlah yang luamayan cukup besar.

Pengolahan karet mentah selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah buangan. Limbah yang dihasilkan berupa pencemaran udara (bau), limbah padat dan limbah cair. Pencemaran udara yaitu bau yang menyengat dari karet mentah sangat mengganggu kenyamanan warga sekitar. 

Selain itu limbah cair yang dihasilkan dari sisa pengolahan karet mentah berupa limbah minyak dibuang ke sungai yang terletak tidak jauh dari pabrik tersebut.

[cut]

Dari pontensi pencemaran di industri crumb rubber dalam bentuk pencemaran air dan pencemaran udara Sedangkan pencemaran yang dominan di udara adalah amonia yang merupakan bau bau perameter, amonia ini dapat menganggu system pernafasan karena akan baunya yang sangat menyengat, Alternatif pengendalian untu mengeliminisasi pencemaran amonia adalah dengan teknologi biofiter. 

Pencemaran air buangan ini bagian proses produksi air buangan ini dihasilkan dari proses pencucian yang mana dilakukan dua kali prses bahan baku dan remahan, dari dalam gudang tersebar ke udara luar dan uap air pengeringan, eminasi gas dan bau ini bisa menggangu keadaan makhluk hidup bahkan paling utama pada lingkngan akan proses pembungan air ke pada sungai atau lainnya dan bau menyengat yang dihasilkan dalam  proses pengeringan ini menggangu pada hewan bahkan pernafasan mausia.

Dampak lain yang timbul akibat limbah buangan pabrik karet terdiri atas pencemaran udara berupa bau dan pencemaran air sunga akibal limbah cair.

Masyarakat mengalami penyakit kulit berupa gatal-gatal setelah menggunakan air sungai yang tercemar limbah pabrik, tetapi masyarakat tidak dapat menuntut ganti rugi untuk dampak yang mereka rasakan Pencemaran tersebut jika terus belanjut tampa ada penanggulan pencegahan akan sangat berdampak buruk pada sekitar bahkan daerah tersebut, bau yang menyengat dan gas yang dibiarkan saja hingga pembuangan air secara tidak teratur bisa menghancurkan lingkungan dan keresahaan pada masyarakat, dampak pencemaran limbah karet ini sangat berbahaya tidak hanya pada lingkungan namu pada persisteman kehidupan masyarakat yang mana perindustrian tidak mengatasi persisteman dalam penanggulan yang tepat. (***/Penulis - Tuti Ul Wasilah 12103049, Diani 12103074, & Khatijah Indra Prawansa 12103069)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini