Analisis Dampak Dari Perkebunan dan Pengelolaan Buah Kelapa Sawit Terhadap Sumber Daya Alam Di Kabupaten Bengkayang

Sebarkan:

Ninemedia.id - Kabupaten Bengkayang terletak di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah sekitar 5.957,48 km² dan terbagi menjadi 18 kecamatan. Kabupaten Bengkayang memiliki populasi yang beragam, dengan mayoritas penduduknya berasal dari suku Dayak.

Secara geografis, Bengkayang memiliki potensi alam yang kaya, terutama dalam sektor pertanian dan perkebunan. Salah satu komoditas unggulan yang mendominasi sektor ekonomi daerah adalah perkebunan kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit di Bengkayang telah menjadi salah satu penggerak utama dalam pertumbuhan ekonomi daerah.

Namun,selain sisi positif bagisosial ekonomi masyarakat, pembangunan perkebunan kelapa sawit dan pertanian juga memiliki dampak negatif. Perubahan itu tampak pada mulai hilangnya marwah institusi lokal (lembaga adat) masyarakat lokal. Masyarakat lebih berpikir pragmatis dan hedonis, tata cara hidup tidak lagi merujuk pada tata aturan adat budaya setempat. 

Perkebunan kelapa sawit juga mempengaruhi hingga ke institusi keluarga, komunikasi orang tua dan anak sudah mulai berkurang. Pendidikan di keluarga lebih didominasi oleh teknologi dan media (media masa maupun media sosial) dari pada orang tuanya sendiri.

Dampak negatif masuknya bisnis perkebunan kelapa sawit juga terjadi pada aspek lingkungan. Dahulunya masyarakat adat dalam memenuhi hidupnya bergantung kepada alam dan hutan, termasuk berinteraksi dengan penciptanya “Jubata”, dipercaya bahwa keseimbangan alam merupakan media berkomunikasi dengan penciptanya. Saat ini hutan adat, berfungsi hutan lindung telah berubah menjadi hamparan kebun kelapa sawit.

Gelombang perkebunan sawit tidak mampu dibendung oleh masyarakat lokal maupun Pemerintah Daerah. Investasi perkebunan kelapa sawit sudah menjangkau pemilik modal besar dan pejabat-pejabat. Pemilik agribisnis kelapa sawit lebih didominasi pemilik modal besar berkolaborasi dengan pemerintah pusat, walaupun ada juga pejabat daerah yang memiliki lahan kelapa sawit. Masyarakat lokal telah merasakan perubahan sosial dan ekonomi, meningkatnya pendapatan asli daerah, tidak diiringi pemerataan bagi masyarakat lokal. 

[cut]

Ada pun beberapa dampak dari  perkebunan dan pengelolaan buah kelapa sawit terhadap sumber daya alam  di kabupaten bengkayang, yaitu:

Hilangnya Hutan dan Habitat Alami: Pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Bengkayang telah menyebabkan hilangnya hutan alami dan habitat alami yang penting bagi keanekaragaman hayati. Dampak ini dapat mengancam spesies endemik dan mengurangi keberlanjutan ekosistem lokal.

Perubahan Iklim: Perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Bengkayang juga memiliki kontribusi terhadap emisi gas rumah kaca, terutama melalui penebangan hutan dan pembakaran lahan. Emisi ini dapat berkontribusi terhadap perubahan iklim global dan pemanasan global.

Penurunan Kualitas Air dan Tanah: Penggunaan pupuk dan pestisida dalam perkebunan kelapa sawit dapat mencemari air tanah dan sungai di sekitarnya. Hal ini dapat mengurangi kualitas air dan tanah serta berdampak negatif pada ekosistem air dan kehidupan organisme di dalamnya.

Relokasi Masyarakat Lokal: Pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit dapat menyebabkan relokasi masyarakat lokal dari tanah mereka. Ini dapat menyebabkan konflik sosial dan dampak negatif pada kesejahteraan masyarakat lokal, terutama jika mereka kehilangan akses terhadap sumber daya alam yang penting.

Upaya Konservasi dan Mitigasi: Untuk mengurangi dampak negatif perkebunan kelapa sawit terhadap sumber daya alam di Kabupaten Bengkayang, diperlukan upaya konservasi dan mitigasi yang efektif. Langkah-langkah seperti perlindungan dan pemulihan hutan yang hilang, pengelolaan limbah yang baik, penggunaan teknologi yang ramah lingkungan, dan partisipasi masyarakat lokal dapat membantu mengurangi dampak negatif dan meningkatkan keberlanjutan lingkungan.

penting untuk menyadari bahwa dampak perkebunan kelapa sawit dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti praktik pengelolaan, kebijakan, dan kondisi lokal di Kabupaten Bengkayang. (***/Penulis - Siti Anisa 12103011 & Wafiq Azizah 12103042)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini